“Maafin aku, aku gak bisa bantu apa-apa.”
Bu Fitri tak bisa menahan tangisnya lagi. Rambutnya sudah habis, begitu pula dengan tubuhnya yang kini sangat kurus pasca kemoterapi beberapa waktu lalu. Rasa bersalah terasa lebih kuat dari rasa sakitnya, rasa bersalah karena harus membiarkan suaminya yang tengah sakit berjuang sendiri.
Bu Fitri awalnya tak merasa khawatir sama sekali dengan benjolan yang muncul di dada dan dekat ketiaknya. Hanya bisul biasa ia pikir, karena kala itu badannya juga tak terasa sakit. Ia masih bisa berjualan online seperti biasa.
Nahas 2 tahun berselang, benjolannya semakin besar sampai ‘pecah’. Bu Fitri merasakan rasa sakit yang tak bisa ia bayangkan sebelumnya. Lukanya tak bisa kering dan mengeluarkan cairan. Tak pernah Bu Fitri menyangka, sakitnya adalah kanker payudara stadium 4!
Sejak saat itu, sang suami selalu mengenakan jaket ojolnya. Sambil terus memegang handphonenya, berharap segera dapat penumpang.
Pak Suryadi tak bisa berkeliling untuk cari penumpang. Karena ia juga harus menjaga Bu Fitri di rumah. Ketika Bu Fitri kesakitan, Pak Suryadi selalu ada di sisinya. Mengelus kepalanya sambil mengecupnya dengan penuh cinta. “Sabar ya Bu, kita sama-sama usaha.”
Di balik jaket ojolnya dan kesabarannya itu, Pak Suryadi juga sebenarnya tengah menahan sakit. Saat tengah mencari nafkah, ia mengalami kecelakaan yang membuat tulang bahunya patah.
Tiap memegang stang motor, rasa sakit terasa begitu menusuk. Keringat jagung langsung menetes deras saking sakitnya, namun selalu Pak Suryadi tahan. Pak Suryadi berusaha tak memedulikan sakitnya, karena ia harus membawa Bu Fitri berobat.
Nahas ternyata tekad saja tidak cukup. Akibat sakitnya itu, Pak Suryadi paling banyak hanya bisa menerima 20 ribu sehari. Seberapa pun ia memaksakan dirinya, namun bahunya tak kuat membuat Pak Suryadi tak bisa sering-sering mencari penumpang.
Sahabat, 20 ribu sehari tentu tak cukup untuk membawa Bu Fitri berobat. Kemoterapi yang seharusnya Bu Fitri jalani, terpaksa terhenti karena keterbatasan biaya. Di sisi lain, Bu Fitri tak punya banyak waktu lagi karena kankernya terlalu ganas.
Untuk itu, yuk bersama kita satukan hati untuk bantu Bu Fitri jalani pengobatannya. Karena sedikit rezeki dari kita, adalah segala-galanya bagi mereka. Caranya:
1. Klik tombol “DONASI SEKARANG”
2. Masukkan nominal donasi
3. Pilih metode pembayaran GO-PAY, Jenius Pay, LinkAja, DANA, Mandiri Virtual Account, BCA Virtual Account, atau transfer Bank (transfer bank BNI, Mandiri, BCA, BRI, BNI Syariah, atau kartu kredit) dan transfer ke no. rekening yang tertera.
Tak hanya mendoakan dan berdonasi, saudara-saudara juga bisa membagikan halaman galang dana ini agar semakin banyak yang turut menemani perjuangan Bu Fitri.
Terima kasih banyak, #SahabatPPI!
Belum ada donasi untuk penggalangan dana ini
Menanti doa-doa orang baik